PENGGUNAAN PEGAS PADA KENDARAAN BERMOTOR DARI MASA KE MASA
Oleh
Kelas XI.1
Kelompok 1
Albert Yulius R (1) • Christian Jonathan (6) • Kenneth Anderssen (11) • Nicolas Ryu S (16)
Selamat datang di artikel blog tugas lintas mata pelajaran kami, meliputi mata pelajaran Fisika, Matematika Wajib, Sejarah Wajib, dan Bahasa Mandarin. Topik yang akan kami bahas dalam artikel ini, antara lain sejarah pegas, sejarah kendaraan bermotor, perhitungan dan rumus-rumus pegas, serta penggunaan pegas pada kendaraan bermotor dari masa ke masa. Selamat membaca.
Menurut Cambridge English Dictionary, pegas (spring) adalah a piece of curved or bent metal that can be pressed into a smaller space but then returns to its usual shape (potongan logam yang melengkung atau bengkok yang dapat ditekan menempati ruang yang lebih kecil tetapi kemudian kembali ke bentuk semula). Pegas umumnya terbuat dari baja.
A. Sejarah Pegas
Dilansir dari artikel Coiling Technologies, Inc., suatu perusahaan manufaktur pegas di Texas, ada dua jenis pegas utama yaitu pegas tidak berulir dan pegas ulir. Sepanjang sejarah, pegas telah banyak digunakan pada berbagai objek dalam kehidupan manusia sehari-hari. Objek tersebut antara lain sebagai berikut.
Busur dan Panah
Gambar 1.1 Busur dan panah.
Sumber: https://www.birulangit.id/2017/11/beberapa-jenis-panah-tradisional.html
Pegas tidak berulir telah ada sejak lama. Contoh pegas yang tidak berulir adalah busur dan anak panah. Sejak zaman dahulu, busur dan anak panah telah ada untuk membantu mencari makanan dan perlindungan. Ini adalah salah satu bentuk teknologi pegas paling awal. Setiap tali yang dikencangkan untuk membuat pantulan bisa dianggap sebagai “pegas”. Menurut artikel dari sebuah perusahaan pegas yang berbasis di Selandia Baru bernama Simply Springs, busur dan panah sudah digunakan sejak kira-kira 64.000 tahun yang lalu.
Kereta Mesir
Menurut Simply Springs, kereta-kereta Mesir yang berusia 3.600 tahun menggambarkan Firaun dan prajurit yang dengan bangga mengendarai kereta yang ditarik kuda, yang terdiri dari roda berkerangka, pegas, peredam kejut, tongkat anti-menggelinding, dan kaca spion berbentuk cembung, yang mengarah pada desain standar teknik Buicks era 1930-an.
Gambar 1.2 Kereta kuda Mesir.
Sumber: https://publicdomainvectors.org/id/bebas-vektor/Kereta-Perang-Mesir-kuno/58005.html
Coiling Technologies juga menyebutkan bahwa pada tahun 1300-an, teknologi pegas kemudian digunakan dalam kereta perang. Sistem pegas dan suspensi yang kompleks membantu kereta agar dapat menempuh jarak yang lebih jauh.
Pistol dan Kunci
Gambar 1.3 Konsep machine gun dengan pegas.
Sumber: https://www.leonardodavinci.net/machinegun.jsp
Pada tahun 1493, Leonardo da Vinci untuk pertama kalinya menggunakan pegas dalam pistol, yang khusus disesuaikan untuk pistolnya. Hal ini memungkinkan pistol ditembakkan dengan satu tangan. Pistol berpegas ini adalah awal dari revolusi senjata. Semua senjata saat ini menggunakan semua jenis teknologi pegas agar dapat bekerja secara efisien.
Gambar 1.4 Pegas pada pintu dan kunci.
Sumber: duniakunci.com
Menurut MadeHow.com, pegas digunakan pada kunci pintu di awal abad ke-15. Jam bertenaga pegas pertama juga muncul pada abad itu dan berkembang menjadi jam tangan besar pertama pada abad ke-16. Pada tahun 1676, fisikawan Inggris Robert Hooke mendalilkan hukum Hooke, yang menyatakan bahwa gaya yang diberikan pegas sebanding dengan perpanjangannya. Hukum Hooke dan perhitungan pegas lainnya akan dibahas pada bagian lain artikel ini.
Leaf Spring (Pegas Daun)
Gambar 1.5 Pegas daun.
Sumber: https://bimarivianurhuda.wordpress.com/2012/01/06/pegas-daun/
Pada abad ke-18, orang Prancis meletakkan pelat logam berbentuk busur di atas suspensi gerbong (carriage suspension) untuk menahan beban dengan lebih baik. Pelat ini dianggap sebagai leaf spring, dan merupakan leaf spring yang pertama kali digunakan pada alat transportasi. Hal ini sangat berguna mengingat keadaan jalan saat itu.
Coil Spring (Pegas Ulir) Pertama
Gambar 1.6 Pegas ulir (coil spring).
Sumber: https://www.kitapunya.net/pegas-coil-coil-spring-pada-sistem-suspensi/
R. Tradwell mengajukan paten Inggris, nomor 792, untuk pegas ulir (coil spring) pertama pada tahun 1763. Kata coil maksudnya memutar secara silinder atau spiral. Paten baru ini dianggap sebagai langkah maju dari leaf spring yang harus sering dipisahkan dan dilumasi agar tidak berdecit. Pegas ulir yang baru ini tidak harus dibentangkan.
Steel Coil Spring (Pegas Ulir Baja)
Gambar 1.7 Pegas ulir baja.
Sumber: https://dvosuspension.com/product/jade-steel-coil-springs/
Pada tahun 1857, pegas ulir baja (steel coil spring) secara resmi ditemukan di Amerika Serikat. Pegas jenis ini sering digunakan dalam pembuatan jok kursi.
Shock Absorber (Peredam Kejut)
Gambar 1.8 Peredam kejut.
Peredam kejut modern pertama dipasang ke sepeda balap Prancis oleh J.M.M. Truffault pada tahun 1898.
Pegas di Dunia Modern
Gambar 1.9 Pegas pada trampolin.
Sejak penemuan coil spring (pegas ulir), pegas telah digunakan dalam segala hal mulai dari sepatu hingga trampolin. Pegas juga sangat membantu industri mobil seperti sekarang ini. Dengan sifatnya yang elastis, pegas berfungsi untuk menerima getaran atau guncangan roda akibat kondisi jalan yang dilalui, sehingga getaran atau guncangan dari roda tidak menyalur ke body atau rangka kendaraan. Pegas telah digunakan di setiap jenis perangkat dan mesin.
Tipe-tipe Pegas
Artikel TeknisiMobil.com mengklasifikasikan tipe-tipe pegas yang ditemui di zaman modern sebagai berikut.
Pegas Daun (Leaf Spring)
Gambar 1.10 Konstruksi pegas daun (leaf spring).
Sumber: https://winof.wordpress.com/2011/01/10/macam-macam-pegas/
Pegas daun (leaf spring) merupakan pegas terbuat dari bilah baja yang dibentuk layaknya sebuah daun dan lentur. Pegas daun banyak dipakai untuk kendaraan besar (truk dan bus), kendaraan pengangkut barang ukuran sedang seperti pickup, serta mobil-mobil untuk petualangan seperti taft.
Pegas ini biasanya tidak hanya terdiri dari satu bilah saja, tetapi beberapa bilah yang tersusun sesuai dengan panjangnya, di mana bilah terpanjang terletak paling atas. Pegas paling panjang bisanya menyimpul pada ujung-ujungnya agar dapat diikatkan pada frame mobil.
Pegas ini terdiri dari banyak bilah baja sehingga mampu menahan getaran dan kejutan yang ditimbulkan oleh permukaan jalan yang tidak rata. Namun, pengerjaannya tidak mudah. Untuk kendaraan berat seperti truk, pemasangan pegas ini butuh tenaga ekstra, karena ditujukan menahan beban yang besar. Pemanfaatan berbagai jenis dongkrak akan sangat membantu.
Salah satu kekurangan pegas jenis ini, yakni penyerapan getaran arah vertikal sangat lemah. Akibatnya, kemampuan menyerap gaya vertikal pegas ini kurang sempurna dibandingkan kemampuan yang dimiliki oleh pegas koil, sehingga penumpang pada kendaraan yang menggunakan jenis pegas ini merasa kurang nyaman jika berada di jalan rusak. Kelemahan lainnya adalah bushing yang dipakai pada sistem pegas ini cepat rusak karena harus menahan beban kendaraan yang cukup besar.
Pegas Batang Torsi
Gambar 1.11 Konstruksi pegas batang torsi.
Sumber: https://winof.wordpress.com/2011/01/10/macam-macam-pegas/
Pegas batang torsi terbuat dari batang baja dan memiliki kemampuan yang baik untuk menahan gaya puntir. Torsi berarti puntiran. Kendaraan yang berjalan dapat mengalami puntiran setiap saat pada suspensinya. Gaya puntir ini akan diserap oleh pegas batang torsi sehingga tidak dirasakan penumpang.
Pegas batang torsi memiliki kelebihan dibandingkan pegas lainnya. Konstruksinya jauh lebih sederhana dibandingkan jenis lain. Selain itu, pegas ini juga tidak memerlukan tempat sebanyak pegas daun.
Kelemahan pegas jenis ini adalah kemampuannya yang tergolong sedang, tidak sekuat pegas daun maupun pegas coil. Selain itu, pegas jenis ini jauh lebih mahal dibandingkan jenis pegas lain. Maka, jenis pegas ini jarang dipakaikan pada mobil, terutama mobil rakitan pabrik yang belum dimodifikasi.
Pegas Koil
Gambar 1.12 Pegas koil.
Sumber: https://winof.wordpress.com/2011/01/10/macam-macam-pegas/
Pegas ini berbentuk koil atau spiral dan terbuat dari batang baja. Jenis pegas ini banyak dipakai pada kendaraan berukuran kecil yang mengutamakan kenyamanan pengendara serta dipakai untuk suspensi bagian depan kendaraan berukuran sedang. Mobil-mobil pickup biasanya menggunakan pegas koil ini untuk bagian depan, sementara mobil sedan memakainya pada suspensi depan dan belakang.
Pegas ini memiliki kelebihan pada kemampuan untuk menerima gaya vertikalnya yang jauh lebih baik di antara pegas lain. Sementara itu, kelemahannya yakni pegas jenis ini tidak mampu menerima gaya horizontal atau mendatar.
Pegas ini biasanya disertai dengan shock absorber dalam pemasangannya, bisa bersatu ataupun terpisah dengan shock absorber.
Pegas Air Suspension
Gambar 1.13 Konstruksi pegas air suspension.
Sumber: http://mapelotomotif.blogspot.com/2015/11/materi-sistem-suspensi-mobil.html
Komponen utama pada jenis pegas ini adalah udara. Udara digunakan untuk menggantikan kemampuan baja pada ketiga jenis pegas lainnya. Udara pada pegas ini digunakan sebagai medium penyerap kejutan dan getaran yang timbul akibat permukaan jalan yang tidak rata. Sistem suspensi yang menggunakan pegas ini mampu memberikan kenyamanan yang lebih baik dari ketiga jenis pegas lainnya. Selain itu, pegas air suspension juga memiliki ketahanan terhadap beban yang berat. Pegas jenis ini banyak digunakan pada bus dan truk kontainer.
B. Sejarah Kendaraan Bermotor
Sejarah Sepeda Motor
Gambar 2.1 Michaux-Perreaux steam velocipede.
Sumber: https://www.inews.id/otomotif/motor/mengungkap-misteri-pencipta-motor-pertama-di-dunia
Kendaraan roda dua bertenaga uap pertama adalah velocipede uap yang dibuat Michaux-Perreaux dari Prancis yang permohonan patennya dikabulkan pada bulan Desember 1868. Sekitar waktu yang sama, dibuat juga velocipede uap Roper oleh Sylvester H. Roper Roxbury dari Massachusetts, Amerika.
Gambar 2.2 Daimler Reitwagen.
Sumber: http://www.autoviva.com/daimler_reitwagen/version/28602
Dikutip dari sebuah artikel Total Motorcycle, sebuah situs web komunitas sepeda motor Amerika, sepeda motor pertama berbahan bakar minyak bumi dengan pembakaran internal bernama Daimler Reitwagen. Kendaraan ini dirancang dan dibangun oleh penemu Jerman Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach di Bad Cannstatt, Jerman pada tahun 1885. Penemuan ini mereka sebut Reitwagen ("mengendarai mobil").
Gambar 2.3 Butler Petrol Cycle.
Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Butler%27s_Patent_Velocycle.jpg
Desain komersial sepeda motor pertama adalah desain tiga roda yang disebut Butler Petrol Cycle yang dibuat oleh Edward Butler di Inggris pada tahun 1884. Kendaraan ini dibangun oleh perusahaan Merryweather Fire Engine di Greenwich, pada tahun 1888, namun tidak berhasil, karena Butler gagal mendapatkan dukungan finansial yang memadai.
Gambar 2.4 Orient Aster.
Sumber: https://greasengasoline.wordpress.com/2012/06/20/the-1898-orient-aster-motorcycle/
Pada tahun 1894, Hildebrand & Wolfmüller menjadi sepeda motor (Jerman: Motorrad) produksi seri pertama. Excelsior Motor Company, sebuah perusahaan manufaktur sepeda di Inggris, mulai memproduksi model sepeda motor pada tahun 1896, sedangkan sepeda motor pertama di AS adalah Orient-Aster, diproduksi oleh Charles Metz pada tahun 1898 di Waltham, Massachusetts.
Menurut Harikumar Varma dalam History of Motorbikes pada situs Bikes4Sale (27 Mei 2009), pada akhir abad ke-19, perusahaan produksi sepeda motor massal pertama didirikan. Di Inggris, Triumph Motorcycles mulai memproduksi sepeda motor pada tahun 1898, Royal Enfield pada tahun 1899, Norton pada 1902, dan Birmingham Small Arms Company pada 1910. Indian Motorcycle mulai berproduksi pada tahun 1901 dan Harley-Davidson didirikan dua tahun kemudian. Saat pecahnya Perang Dunia I, produsen sepeda motor terbesar di dunia adalah Indian Motorcycle, yang memproduksi lebih dari 20.000 sepeda motor per tahun.
Setelah Perang Dunia Kedua, sepeda motor menjadi salah satu mode transportasi utama di Asia, terutama di kota-kota besar. History of Motorcycles pada BicycleHistory.net menyebutkan bahwa selama tahun 1960-an, dominasi pabrik-pabrik Amerika dan Inggris mulai pudar dengan munculnya merek-merek Jepang: Suzuki, Kawasaki dan Yamaha. Perusahaan-perusahaan Jepang ini memfokuskan produksi pada desain sepeda motor yang lebih kecil, lebih murah dan lebih efisien.
Gambar 2.5 Honda Super Cub.
Salah satu model sepeda motor yang bertahan hingga 1990-an adalah “Honda Super Cub”. Kemudian, beberapa pabrik Amerika dan Eropa kembali merebut sebagian besar pasar dunia, dengan merek yang populer hingga saat ini, seperti BMW, Ducati, Victory dan Harley-Davidson.
Sejarah Mobil
Mobil Bertenaga Uap
Menurut Anjar dalam sebuah artikel Garasi.id tanggal 11 Mei 2020, sejarah mobil pertama di dunia dimulai pada tahun 1769. Nicolas J. Cugnot, seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis, menciptakan sebuah kendaraan tiga roda yang digerakkan oleh mesin uap untuk mengangkut meriam dalam medan perang.
Gambar 2.6 Mobil bertenaga uap.
Sumber: https://www.bungfajri.com/2020/04/sejarah-mobil-lengkap.html
Pada tahun 1784, William Murdock bekerja sama dengan James Watt di Inggris untuk menciptakan kendaraan sejenis yang bermesin uap. Richard Trevitchik dan Sir G. Gurnay juga menciptakan mobil mesin uap pada tahun 1830 yang mampu melaju dengan kecepatan 20 km/jam.
Mesin uap yang digunakan masa itu sering sekali mengalami masalah karena meledak. Namun, mesin ini mempunyai suara yang lebih senyap dan tidak menghasilkan asap tebal yang mengganggu.
Mobil Berbahan Bakar Bensin
Pada pertengahan abad ke-19, mulai dirancang konsep kendaraan dengan mesin berbahan bakar lainnya. Joseph E. Lenoir, seorang insinyur Prancis berhasil membuat sebuah mesin dengan bahan bakar campuran batu bara, gas, dan udara atmosfer pada tahun 1860.
Gambar 2.7 Mobil pertama dengan bahan bakar bensin.
Kemudian, pada tahun 1886, Carl Benz, seorang warga Negara Jerman, mengembangkan mobil pertama di dunia dengan bahan bakar bensin, kemudian diikuti oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach dari Stuttgart pada waktu yang hampir bersamaan. Pada tahun 1879, Carl Benz menyelesaikan dan menjadi orang yang pertama kali mematenkan penemuan tersebut. Mobil dengan mesin two stroke (dua tak) dipatenkan George B. Selden pada tahun 1895.
Encyclopedia Britannica dalam artikel Britannica menyebutkan bahwa dari tahun 1904 hingga 1908, 241 perusahaan manufaktur mobil mulai beroperasi di Amerika Serikat. Salah satu di antaranya yang terbesar adalah Ford Motor Company.
Sekitar tahun 1920-an, muncul produsen-produsen besar mobil di Eropa, antara lain Austin, Morris, dan Singer di Inggris, Fiat di Italia, dan Citroën di Prancis. Terjadi kemajuan teknologi yang signifikan pada tahun 1920-an dan 30-an. Rem empat roda yang hampir seluruhnya hidrolik muncul pada tahun 1936.
Ketika pembuatan mobil dilanjutkan pada tahun 1946 setelah jeda selama Perang Dunia II, pengaruh gagasan Italia pada perancang badan mobil dunia sangat besar. Daya tarik mobil Amerika di seluruh dunia telah memudar. Pada pertengahan tahun 1950-an, Volkswagen dari Jerman menguasai pasar Amerika.
Gambar 2.8 Toyota Corona dari Datsun dan Toyota Motor Corporation
Sumber: https://otomotif.tempo.co/read/1359738/2-model-toyota-corona-lansiran-lawas-yang-diburu-kolektor
Pada tahun 1958, dua perusahaan Jepang, Datsun dan Toyota Motor Corporation mulai mengekspor mobil ke Amerika Serikat. Toyota Corona kemudian diperkenalkan pada tahun 1967.
Gambar 2.9 Honda Model Accord
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=U17zDef8UTs
Pada tahun 1976, Honda Model Accord diperkenalkan, kemudian pada tahun 1989 Accord menjadi model mobil penumpang terlaris di Amerika Serikat.
Sejarah Masuknya Kendaraan Bermotor ke Indonesia
Gambar 2.10 Sepeda motor Hildebrand und Wolfmüller. Sumber: https://oto.detik.com/motor/d-4998173/ada-sejak-1893-siapa-pemilik-sepeda-motor-pertama-di-indonesia
Dilansir dari artikel Agista Rully dalam KapanLagi, saat Indonesia masih bernama Hindia Timur (Oost Indie) pada tahun 1893, seorang Inggris, John C. Potter, masinis pabrik gula Oemboel Probolinggo, menjadi pemilik sepeda motor pertama. Kisahnya ini tertulis dalam buku berjudul Kreta Setan (De Duivelswagen). Dalam buku tersebut diceritakan bahwa Potter memesan langsung sepeda motor Hildebrand und Wolfmüller di München, Jerman. Sepeda motor pesanan Potter tersebut sampai pada tahun 1893 di Indonesia, satu tahun sebelum mobil pertama masuk ke tanah air. Oleh sebab itu, John C. Potter merupakan pemilik kendaraan bermotor pertama di Indonesia.
Menurut artikel Detik yang mengutip James Luhulima, sepeda motor buatan Hildebrand und Wolfmüller tersebut belum menggunakan rantai, persneling, magnet, aki, koil, maupun kabel-kabel listrik.
Gambar 2.11 Mobil pertama di Indonesia, Benz Victoria. Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200211094729-384-473486/asal-usul-mobil-pertama-di-indonesia-dimulai-dari-solo
Sementara itu, seperti yang ditulis Anjar dalam Garasi.id, pemilik mobil pertama di Indonesia adalah Pakubuwono X dari Solo pada tahun 1894. Mobil pertama di Indonesia bermerek Benz dengan tipe Carl Benz atau disebut juga Benz Phaeton. Mobil ini sudah mempunyai empat buah roda yang sangat keras. Pembuatan sebuah mobil pada saat itu dibutuhkan jangka waktu sekitar 1 tahun, sehingga pembeliannya harus diinden. Pakubuwono X memesan mobil tersebut melalui perusahaan Prottle & Co yang bermarkas di Passer Besar, Surabaya, Jawa Timur. Mobil tipe ini memiliki banyak variasi, sehingga waktu itu Pakubuwono X memesan variasinya sesuai keinginan beliau. Harga mobil Benz Phaeton saat itu adalah 10.000 gulden. Menurut CNN Indonesia dalam artikelnya, Asal-usul Mobil Pertama di Indonesia, Dimulai dari Solo (11 Februari 2020), mobil milik Pakubuwono X ini dilengkapi mesin Victoria Phaeton yang berada di belakang, berkapasitas 2.000 cc satu silinder yang menghasilkan 5 hp.
Mobil pertama kali yang diakui dunia sudah ada sejak delapan tahun sebelum Pakubuwono X memiliki mobil ini. Dua tahun setelah Indonesia, Belanda pun mendatangkan mobil jenis Benz di Den Haag, Belanda pada tahun 1896. Mobil kemudian hadir di Thailand pada tanggal 19 Desember 1904.
C. Perhitungan dan Rumus Pegas
Dilansir dari artikel Fisika Memang Asyik di Wordpress, pada tahun 1655 Robert Hooke dipekerjakan oleh Robert Boyle untuk membangun pompa udara Boylean. Lima tahun kemudian, Hooke menemukan hukum elastisitasnya, yang menyatakan bahwa regangan benda padat sebanding dengan gaya yang diterapkan padanya. Hukum ini meletakkan dasar untuk studi tegangan dan regangan dalam memahami bahan elastis. Studi tersebut diterapkan Hooke dalam desainnya untuk pegas keseimbangan jam tangan. Pada tahun 1662, ia ditunjuk sebagai kurator eksperimen untuk Royal Society of London dan terpilih sebagai rekan pada tahun berikutnya. Artikel ini akan menguraikan mengenai hukum Hooke dan rumus-rumus elastisitas lainnya yang berkaitan dengan hukum Hooke.
Gambar 3.1 Robert Hooke.
Sumber: Rita Greer (Wikimedia Commons), https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/10/13_Portrait_of_Robert_Hooke.JPG
Hukum Hooke
Pada tahun 1678, pengamatan Hooke melahirkan sebuah persamaan yang sekarang kita sebut hukum Hooke. Hukum Hooke menjelaskan sifat elastisitas dari sebuah per atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya.
di mana
F = gaya (N),
k = konstanta pegas (N/m), dan
Δx = jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (m).
Tanda negatif dalam hukum Hooke menyatakan bahwa arah F berlawanan dengan arah perubahan panjang Δx. Δx diukur terhadap posisi keseimbangan pegas. Apabila pegas diregangkan (Δx > 0), gaya yang dikerjakan pegas mendesak pegas sehingga Δx semakin kecil. Pada saat pegas didesak (Δx < 0), gaya pegas searah dengan Δx yang positif, sehingga pegas semakin panjang dan Δx semakin besar.
Gambar 3.2 (Kiri) Jika pegas ditarik ke kanan maka pegas akan meregang dan bertambah panjang. Akibatnya, pegas akan memberikan gaya pemulih F yang berlawanan arah dengan pertambahan panjang. Jika gaya tarik tidak sangat besar, ditemukan bahwa pertambahan panjang pegas sebanding dengan besar gaya tarik (F). Dengan kata lain, semakin besar gaya tarik, semakin besar pertambahan panjang pegas. (Kanan) Perbandingan antara gaya (F) terhadap pertambahan panjang pegas bernilai konstan, yang ditandai oleh kemiringan grafik yang sama.
Sumber: https://byjus.com/physics/potential-energy-spring/, https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Elastisitas-Benda-2009/konten7.html
Jika besar gaya yang dikerjakan pada pegas melewati batas elastisitas pegas, maka setelah gaya dihilangkan panjang pegas tidak kembali seperti semula. Hukum Hooke hanya berlaku hingga batas elastisitas. Batas elastisitas pegas merupakan gaya maksimum yang dapat diberikan pada pegas sebelum pegas berubah bentuk secara tetap dan panjang pegas tidak dapat kembali seperti semula.
Contoh Soal 1
Suatu pegas memiliki suatu pertambahan panjang 0,25 meter sesudah diberikan gaya. Bila konstanta pegas tersebut 400 N/m, berapakah gaya yang dikerjakan pada pegas tersebut?
Penyelesaian
Diketahui:
x = 0,25 m
k = 400 N/m
Ditanya: F….?
Jawab:
F = k . x
F = (400 N/m)(0,25 m)
F = 100 N
Jadi, gaya yang diberikan pada pegas tersebut adalah 100 Newton.
Stress, Strain, dan Modulus Young
Sebelum melihat perilaku pegas menurut hukum Hooke, ada baiknya kita bahas mengenai stress dan strain terlebih dahulu.
Menurut Angeline Debora dalam Academia, stress (tegangan) adalah gaya per satuan luas pada suatu benda yang dikenai dari luar. Stress merupakan respons dari dalam material terhadap gaya eksternal. Stress dirumuskan sebagai
dengan
σ = stress/tegangan (N/m²),
F = gaya tarikan (N), dan
A = luas penampang (m²).
Ada beberapa jenis stress sesuai dengan sifat kekuatan yang diterapkan dan bentuk objek, antara lain tensile stress, shear stress, dan compressive stress.
Tensile stress, disebabkan oleh beban yang cenderung meregang atau memanjang. Tensile stress selalu disertai dengan tensile strain.
Compressive stress, jika benda diletakan di bawah beban yang cenderung untuk menekan atau memperpendek.
Shear stress, menahan penggeseran atau memutar/twisting dari satu bagian dari benda lain. Shear stress dapat dihasilkan dari twisting pada material.
Sedangkan strain (regangan), perubahan panjang per unit panjang awal, adalah deformasi relatif suatu benda yang mengalami stress. Strain dirumuskan sebagai
dengan
ε = regangan (tanpa satuan),
Δx = pertambahan panjang (m), dan
x = panjang awal (m).
Ada beberapa jenis strain:
Elastic strain: bersifat reversibel, artinya objek sepenuhnya pulih ke bentuk aslinya ketika gaya dihilangkan.
Plastic strain: deformasi permanen dari bahan yang tidak berkurang ketika kekuatannya dihilangkan.
Elastic and plastic strain: awalnya elastis, lalu plastis.
Gambar 3.3 Karet merupakan suatu bahan dengan nilai modulus Young yang sangat rendah.
Sumber: Sander van der Wel from Netherlands (Wikimedia Commons), https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:(356-365)_Snapback_to_reality_(6283432546).jpg
Perbandingan antara stress dan strain disebut sebagai Modulus Elastisitas (E) atau Modulus Young (Y). Dalam artikel ini, digunakan simbol Y untuk Modulus Young. Maka, dalam hal ini rumus Modulus Elastisitas atau Modulus Young adalah sebagai berikut.
Contoh Soal 2
Sebuah pegas dalam keadaan tergantung bebas mempunyai panjang 10 cm. Pada ujung bebas digantungkan beban 200 gram hingga panjang pegas menjadi 11 cm. Jika g = 10 m/s2, berapakah konstanta gaya pegas tersebut?
Penyelesaian
Diketahui:
x0 = 10 cm = 0,1 m
m = 200 gram = 0,2 kg
xt = 11 cm = 0,11 m
g = 10m/s2
Ditanya: k = ?
Jawab:
Δx = xt - x0
Δx = 0,11 - 0,1 = 0,01 m
Eksperimen Perilaku Pegas menurut Hukum Hooke
Seperti ditulis Jacob Ward dalam laman webnya, pada akhirnya terbukti bahwa hukum Hooke hanya berlaku selama material tersebut berada dalam elastic limit (limit elastis). Apabila material tersebut telah melewati fase elastis dan masuk dalam plastic limit (limit plastis), pemberian gaya F tambahan akan mengakibatkan perubahan bentuk permanen dari material tersebut. Hal ini dapat dilihat dari grafik berikut.
Gambar 3.4 Garis hijau dari titik P menunjukkan bahwa apabila gaya berhenti diaplikasikan pada material, strain (regangan) material tidak akan kembali menuju 0, menunjukkan perubahan bentuk permanen pada material.
Sumber: https://openstax.org/books/university-physics-volume-1/pages/12-4-elasticity-and-plasticity
Dalam eksperimennya, Jacob Ward menelusuri perilaku tiga benda dan hubungannya dengan hukum Hooke, dua benda dalam fase elastis dan satu benda dalam fase plastis.
Peralatan yang digunakan dalam eksperimennya, antara lain klem, tiang statif, bahan yang akan diuji (pegas), pemberat yang massanya diketahui, dan meteran. Untuk melakukan percobaan, pertama-tama peralatan dirangkai seperti gambar, kemudian dilakukan langkah-langkah berikut:
Bagian atas pegas dipasang pada penjepit di bagian atas dan digantung sejajar dengan meteran.
Gantungkan pemberat pada ujung pegas sehingga pegas memanjang.
Ukur perpanjangan pegas dengan meteran dan catat.
Gambar 3.5 Pemasangan alat-alat pada eksperimen yang dilakukan Jacob Ward.
Sumber: http://www.jacobward.co.uk/experimentally-proving-hookes-law/
Hasil yang didapat Jacob Ward dari eksperimennya adalah sebagai berikut. Material 1 dinotasikan dengan Δy₁, material 2 dengan Δy₂, dan material 3 dengan Δz.[1] Tabel berikut menyajikan data yang didapat dari eksperimen.
Tabel 1. Data eksperimen hukum Hooke.
Dari hasil pengamatan, Jacob Ward memperkirakan bahwa grafik Δy₁ dan Δy2 berupa garis lurus, sedangkan grafik Δz berupa kurva. Maka, dimisalkan bahwa fungsi untuk Δy2 berupa persamaan garis lurus: f(x) = (a+0,5)x + c; fungsi untuk Δz berupa kurva polinom berderajat tiga: f(x) = x3 + b. Untuk mencari nilai a, b, dan c, data dan pemisalan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam OpenOffice untuk dianalisis sebagai berikut.
Tabel 2. Analisis OpenOffice dari hasil eksperimen hukum Hooke.
Perhitungan OpenOffice menghasilkan nilai a = 1.5583333333, b = 1.375, dan c = 0.2. Bila grafiknya di-plotting dengan menempatkan F di sumbu X dan Δy₁, Δy₂, Δz di sumbu Y, akan tampil sebagai berikut.
Gambar 3.6 Hasil plotting grafik dari data yang diperoleh Jacob Ward dalam eksperimen hukum Hooke. (Atas) Grafik garis tren hasil plot material Δy₁ dan Δy₂ terhadap x (F). (Bawah) Grafik garis tren hasil plot material Δz terhadap x (F).
Sumber: http://www.jacobward.co.uk/experimentally-proving-hookes-law/
Sebagaimana dijelaskan Jacob Ward, kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Dari hasil yang diperoleh dari eksperimen ini, dapat dipastikan bahwa Hukum Hooke benar.
Hubungan linier antara gaya yang diterapkan [di sumbu] X, dan perpindahan [di sumbu] Y, ditunjukkan untuk material 1 dan 2, yang ditunjukkan dalam hasil sebagai Δy₁ dan Δy₂, yang menunjukkan bahwa keduanya berada dalam batas elastisnya.
Bahan 2, memiliki trend line (garis tren) yang lebih curam daripada bahan 1, menunjukkan bahwa lebih sedikit gaya yang diperlukan untuk menggeser bahan dan dapat dianggap lebih elastis.
Garis tren eksponensial untuk material 3, yang diwakili oleh Δz, menunjukkan bahwa ketika gaya diterapkan, material berpindah secara permanen dan berada dalam rentang plastisnya.
Dari percobaan tersebut, dengan menerapkan hukum Hooke (F = kΔy untuk Δy1 dan Δy2, hanya diperhatikan besar gaya tanpa memperhatikan arah gaya, sehingga tidak menggunakan tanda negatif), dapat dihitung nilai k untuk material 1 dan 2.
Hal ini berarti k = 0.642 N/m. Dengan cara yang sama,
sehingga k = 0.479 N/m.
Eksperimen ini membuktikan bahwa hukum Hooke hanyalah perkiraan linear derajat satu (first-order linear approximation) dari perilaku sesungguhnya suatu pegas. Meski demikian, dari hukum Hooke tersebut, dapat kita turunkan rumus untuk energi potensial pegas.
Energi Potensial Pegas
Terdapat dua cara untuk menurunkan rumus energi potensial pegas dari hukum Hooke. Sebagaimana tertulis dalam University Physics Volume 1 dari OpenStax, usaha (W, work) oleh suatu gaya adalah integral dari gaya terhadap perpindahan di sepanjang jalur perpindahan:
Untuk menghitung usaha yang dilakukan oleh gaya pegas, kita dapat memilih jalur AB sepanjang pegas yang diletakkan pada sumbu x, searah dengan bertambahnya panjang, dengan titik asal pada posisi kesetimbangan xeq = 0. Dengan pilihan koordinat ini, gaya pegas hanya memiliki komponen X, Fx = −kx, dan usaha yang dilakukan jika x berubah dari xA ke xB adalah
Dari persamaan usaha dan energi potensial, didapat
sehingga
Apabila diambil xA = 0 dan xB = Δx, maka
Cara lain adalah dengan meninjau usaha dalam bagian-bagian yang sangat kecil atau dW, yang bisa kita dapat dengan mendorong pegas dalam jarak yang sangat kecil yang disebut dx. Menurut Michel van Biezen[2] dalam videonya, hubungan usaha, gaya, dan jarak dapat dituliskan sebagai
dengan F dan x adalah vektor. Perhatikan bahwa jika arah gaya pemulih akan berlawanan dengan arah desakan pegas. Tanpa mengurangi keumuman, misalkan pegas mendesak ke kanan (sumbu X positif) dan arah gayanya ke kiri (sumbu X negatif). Maka, F = -kxi dan x = xi, sehingga dx = d(xi) = dx i, dengan i adalah vektor satuan searah sumbu X. Dengan demikian, persamaan di atas menjadi
Karena i · i = 1, maka dW = –kx dx, sehingga jika dianggap konstanta integrasi C = 0,
dan seperti pada persamaan (4.3), jelas bahwa
Contoh Soal 3
Sebuah pegas bertambah panjang 1 cm ketika ditarik dengan gaya 10 N. Hitunglah energi potensial pegas agar pertambahan panjang pegas menjadi 2 cm.
Penyelesaian
Diketahui:
Δx = 1 cm = 0,01 m
F = 10 N
Ditanya: Untuk Δx = 2 cm, EP pegas = ?
Jawab:
Maka, energi potensial pegas yang dibutuhkan sebesar:
Jadi, energi potensial pegas yang dibutuhkan sebesar 0,2 joule.
Penyusunan Pegas Seri dan Paralel
Gambar 3.7 Dua buah pegas yang disusun seri dapat diganti dengan sebuah pegas pengganti berkonstanta k.
Sumber: https://socratic.org/questions/what-is-the-spring-constant-in-parallel-connection-and-series-connection
Dari hukum Hooke, dapat dicari konstanta pegas pengganti dari penyusunan pegas secara seri maupun paralel. Dilansir dari artikel Glocal University[3], tinjau dua pegas dengan konstanta pegas masing-masing k1 dan k2 yang disusun secara seri. Kedua pegas tersebut ekuivalen dengan sebuah pegas pengganti yang memenuhi hukum Hooke dengan konstanta pegas k. Dalam perhitungan ini, artikel ini menggunakan besar gaya F, atau |F| = kx.
Tinjau pegas pengganti, di mana berlaku
Misalkan pertambahan panjang pegas pertama dan kedua adalah Δx1 dan Δx2. Maka, pada masing-masing pegas yang dirangkai seri, berlaku
Perhatikan bahwa pertambahan panjang total adalah
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pegas yang disusun seri, berlaku .
Gambar 3.8 Dua buah pegas yang disusun paralel dapat diganti dengan sebuah pegas pengganti berkonstanta k.
Untuk dua pegas yang disusun paralel, perhatikan gambar berikut. Dua pegas tak bermassa dihubungkan melalui batang vertikal tipis secara paralel. Pegas 1 dan 2 masing-masing memiliki konstanta pegas k1 dan k2. Gaya konstan F diberikan pada batang sehingga batang tegak lurus dengan arah gaya. Maka, pegas akan memiliki pertambahan panjang yang sama. Sistem dua pegas paralel ini setara dengan pegas tunggal dengan konstanta pegas k. Seperti sebelumnya, digunakan besar gaya F, atau |F| = kx.
Tinjau pegas pengganti, di mana berlaku
Pegas-pegas yang disusun paralel tersebut mengalami pertambahan panjang yang sama x, namun gaya yang diterima didistribusikan di antara kedua pegas tersebut (F=F1+F2), sehingga
Maka, gaya totalnya adalah
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pegas yang disusun paralel, k = k1 + k2.
Contoh Soal 4
Gambar 3.9 Konfigurasi pegas seri-paralel untuk Contoh Soal 4.
Sumber: https://gurumuda.net/contoh-soal-susunan-seri-paralel-pegas.htm
Empat pegas identik disusun seri-paralel seperti gambar di bawah. Ketika diberi beban sebesar 20 Newton, sistem pegas bertambah panjang 4 cm. Tentukan (a) konstanta gabungan sistem pegas yang tersusun seri-paralel (b) konstanta masing-masing pegas.
Penyelesaian
Diketahui:
w = 20 Newton
Δx = 4 cm = 0,04 meter
Ditanya:
(a) konstanta gabungan sistem pegas
(b) konstanta masing-masing pegas
Jawab:
(a) konstanta gabungan sistem pegas
Jadi, konstanta gabungan sistem pegas adalah k = 500 N/m.
(b) konstanta masing-masing pegas
Keempat pegas identik sehingga keempat pegas mempunyai konstanta yang sama. Jika pegas 1, pegas 2 dan pegas 3 diganti dengan sebuah pegas maka akan terdapat dua pegas, yakni pegas pengganti paralel (kp) dan pegas 4 (k4). Kedua pegas ini tersusun secara seri. Rumus untuk menentukan konstanta susunan seri adalah:
kp adalah konstanta pegas pengganti untuk pegas 1, pegas 2 dan pegas 3 yang tersusun paralel. Karena ketiga pegas identik maka konstanta masing-masing pegas mempunyai besar yang sama dan dapat diwakili oleh huruf k.
Gantikan kp pada persamaan i dengan kp pada persamaan ii. Gantikan juga k4 dengan k.
Jadi, konstanta masing-masing pegas adalah k1 = k2 = k3 = k4 = 667 N/m.
D. Penggunaan Pegas pada Kendaraan Bermotor dari Masa ke Masa
Pegas pada Suspensi Motor
Pada sepeda motor, pegas umumnya digunakan pada bagian suspensi atau shock absorber (peredam kejut). Suspensi merupakan kumpulan komponen tertentu yang berfungsi untuk meredam kejutan dan getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata.
Suspensi memungkinkan roda bergerak naik turun secara independen di atas gundukan, menopang sasis (chassis) dan pengendara melalui pegas atau elemen elastis lainnya tanpa mentransmisikan semua gerakannya ke sasis. Sasis sendiri adalah bagian dari kendaraan yang berfungsi sebagai penopang bodi.[4] Penggunaan suspensi dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan. Pegas pada suspensi bekerja dengan mengurangi guncangan dan menjaga koneksi dengan roda dan permukaan.
Gambar 4.1 Sasis (Chassis).
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Chassis#/media/File:Chassis_with_suspension_and_exhaust_system.jpg
Sepeda motor pertama tidak memiliki suspensi formal baik depan maupun belakang. Menurut History of Motorcycle Suspensions (1 Juli 2017) oleh website Motorcycle Valley, pada tahun 1918, barulah Carl Neracher membuat sepeda motor yang tergolong maju saat itu yang dinamainya “Ner-a-Car”. Sepeda motor ini berukuran 221cc, dua tak, sasis monokok dan kemudinya sangat dekat dengan perut. Lengan ayun pegas (sprung swinging arm) di roda depan memberikan tampilan yang sama sekali baru. Model ini terkenal dengan kestabilannya dan tidak menggunakan suspensi belakang.
Gambar 4.2 Ner-a-Car.
Sumber: https://www.bikeexif.com/1921-ner-a-car
Carl Neracher adalah orang yang mengubah tampilan suspensi depan dan menggunakan sprung swinging arm yang ringan, kontrol yang lebih baik, tidak langsung dihubungkan ke pegangan dan meredam kejut dengan sangat baik.
Kevin Cameron dalam artikel The Evolution of Rear Suspension (9 April 2020) pada CycleWorld.com menjelaskan bahwa pada awalnya, sepeda motor hanya menggunakan suspensi depan karena kebutuhan untuk mencegah benturan yang besar pada bagian depan sepeda motor. Roda belakang dipasang secara kaku ke rangka sepeda motor sehingga roda belakang mengikuti bagian depan secara pasif. Karena rangka yang kaku menyulitkan pengendara, maka muncul dua solusi, yaitu menopang tempat duduk pengendara dengan pegas atau membebaskan roda belakang agar bisa bergerak naik turun melewati gundukan.
Gambar 4.3 Coulson B.
Sumber: https://cybermotorcycle.com/euro/wikig/Coulson.html
Pada tahun 1919, sepeda motor Inggris Coulson-B menawarkan suspensi belakang yang terdiri dari sambungan trailing pendek yang dipasang ke poros roda belakang sepeda motor. Sambungan ini meningkatkan kenyamanan, tetapi sambungan yang dibautkan ke poros tidak memiliki kekakuan putaran. Akibatnya, roda miring ke dalam bingkai, sehingga tidak dipercaya pengendara.
Gambar 4.4 Sepeda motor Moto Guzzi 1928.
Sumber: https://www.yesterdays.nl/product/moto-guzzi-1928-500gt-norge-2906/
Pada tahun 1928, Carlo Guzzi dan Giuseppe Guzzi menciptakan lengan ayun (swing arm) yang sebenarnya. Lengan ayun ini terdiri dari dua balok yang menghubungkan poros belakang (rear axle) ke tabung penghubung di depan ban dan dipasang berporos di antara pelat yang dibautkan ke bagian belakang mesin. Lengan ayun ini menguatkan bagian bawah sepeda motor terhadap putaran sebagaimana lengan ayun modern. Ini pertama kali ditawarkan pada motor produksi Gran Turismo 497cc milik Guzzi.
Pada tahun 1929, Phil Vincent membangun sepeda motor dengan suspensi belakang swing arm triangulasi atas.
Gambar 4.5 Sliding Pillar
Antara tahun 1930 dan 1950, banyak digunakan suspensi belakang pilar geser (sliding pillar). Pengangkut poros pegas (sprung axle carriers) digerakkan ke atas dan ke bawah yang dipasang di setiap sisi bagian belakang rangka. Sistem ini menyediakan drive terbatas tetapi digunakan secara luas.
Pada tahun 1932, perusahaan Fisker & Nielsen memproduksi sepeda motor Nimbus. Mereka adalah orang pertama yang menggunakan garpu teleskopik (telescopic fork) berupa garpu teleskopik teredam minyak. Hal ini merupakan pelopor untuk penggunaan suspensi depan. BMW pertama kali menggunakan suspensi garpu teleskopik pada tahun 1935 berupa garpu teleskopik teredam hidrolik yang digunakan hingga 20 tahun kemudian.
Suspensi teleskopik umumnya terbuat dari besi baja yang biasa digunakan sebagai rangka motor sehingga harganya cukup terjangkau. Cara kerjanya, pipa kecil terikat dengan segitiga stang, tabung besar terikat pada as roda, dan adanya sebuah pegas serta oli untuk melakukan kompresi maupun rebound di kedua suspensi. Akibatnya, yang sering terlihat naik-turun adalah tabung besar yang terikat dengan as roda.[5]
Gambar 4.6 (Kiri) 1968 BMW R60US dengan suspensi teleskopik. (Kanan) Bagian-bagian suspensi teleskopik.
Sumber: Jeff Dean (Wikimedia Commons), https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bmw-telescopic.jpg; California Motorcycles (https://california-motorcycles.com/en/blogs/mecanicaharley/suspension-delantera-como-funciona-la-horquilla-telescopica)
Dilansir dari artikel California Motorcycles Front suspension: how the telescopic fork works tanggal 29 Maret 2017, cara kerja suspensi teleskopik ini dalam peredaman adalah sebagai berikut.
Pertama, ketidakrataan tanah diserap oleh deformasi ban.
Setelah ban dikompresi, gaya tersebut terus mendorong dan menekan pegas suspensi secara bergantian. Pegas bisa linear atau progresif. Pegas progresif memiliki jarak antarbelokan yang berkurang secara bertahap, sehingga permulaannya halus dan perlahan-lahan mengeras.
Pegas dikencangkan pada saat yang sama saat dikompres, menyerap energi dari benturan dan memungkinkan sasis sepeda motor sehorizontal mungkin terhadap tanah.
Setelah melewati rintangan, gaya yang diberikan berkurang dan pegas cenderung kembali ke panjang aslinya, melepaskan energi dan mendorong roda ke bawah agar tidak kehilangan kontak dengan tanah.
Setelah melewati benturan, sepeda motor akan mulai melambung tanpa kendali, sehingga harus ditambahkan beberapa sistem penyerapan energi untuk mengontrol pergerakan pegas. Salah satunya adalah peredam kejut (shock absorber) yang mengubah energi ini menjadi gesekan dan panas. Dalam kasus ini, peredam kejut dibentuk oleh piston dengan lubang yang dilewati oli khusus. Piston ini memodifikasi jumlah dan ukuran lubang dan kepadatan oli, sehingga kita dapat mengatur kecepatan pegas naik atau turun (kompresi dan ekstensi).
History of motorcycle suspensions menyebutkan bahwa suspensi teleskopik saat itu memiliki masalah pada waktu mengerem dan kontrol. Namun, harganya lebih murah dibandingkan suspensi lainnya. Bagi pengguna sepeda motor yang lebih menyukai gaya, terdapat suspensi girder fork. Girder fork terdiri atas penahan penguat di depan dan sepasang pegas di belakang. Meskipun beberapa model menyertakan pegas pantul, biasanya girder fork tidak mengakomodasi untuk redaman.[6]
Gambar 4.7 (Kiri) Girder fork pada sepeda motor Cotton 1934. (Kanan) Girder fork yang diproduksi Druid. Sumber: Jeff Dean (Wikimedia Commons), https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Cotton-fork.jpg; Custom Choppers Guide (https://www.custom-choppers-guide.com/girder-forks.html#gallery[pageGallery]/0/)
Pada tahun 1936, Velocette memasang swing arm tiga bagian (dua balok disatukan menjadi satu tabung silang berporos di depan) pada sepeda motor TT pabriknya.[7] Lengan ayun tersebut dilas bersama-sama dan tidak dikunci atau dibelah sehingga tidak sekaku bingkainya secara keseluruhan.
Situs Motorcycle Valley kembali mencatat bahwa banyak merek terkenal mengikuti BMW dan menggunakan telescopic fork, tetapi BMW sendiri berhenti menggunakannya setelah tahun 1955. Penggerak suspensi dikurangi dengan menggunakan pegas garpu progresif. Ada juga yang meningkatkan kecepatan pegas dengan menggunakan udara bertekanan tinggi.
Pada tahun 1960, Suzuki GT550 juga populer dengan suspensi swing arm-nya. Keuntungan menggunakan suspensi lengan ayun di roda depan adalah didapatnya kontrol dan performa yang lebih baik. Belakangan, Honda dan Yamaha juga menerapkan teknik ini pada motor balap mereka.
BMW kembali menggunakan telescopic fork pada tahun 1968 dan menggunakannya di semua motor mereka hingga tahun 1970.
Pada tahun 1969, Honda menggunakan telescopic fork dengan teknologi TRAC (Torque Reactive Anti-dive Control) agar dapat mengontrol penggerak suspensi (suspension drive).
Gambar 4.8 Swing arm
Sumber: https://www.monotaro.id/corp_id/p103365206.html
Swing arm asli Phil Vincent digunakan kembali pada suspensi belakang "Monoshock" Yamaha tahun 1973. Pada motor balap dan motor sport, suspensi tiga tabung digantikan oleh struktur seperti jembatan atau kotak yang dilas. Lengan ayun satu sisi (single-sided swing arm) dengan penampang melintang besar mulai digunakan.
Gambar 4.9 Automatic Variable Damping System
Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Anti-Dive_Kawasaki_GPZ_900.JPG
Pada tahun 1980-an, Kawasaki menambahkan AVDS (Automatic Variable Damping System, Sistem Peredaman Variabel Otomatis) pada garpu teleskopik yang menggunakan tekanan hidrolik. Penggerak garpu teleskopik dikendalikan saat mengerem. Yamaha dan Suzuki juga menggunakan teknologi ini.
Juga pada tahun 1980-an, Saxon-Motodd membuat perubahan yang layak pada garpu teleskopik. Mereka meletakkannya di roda depan dengan menggunakan bantalan (bearing) dan bagian lain yang disesuaikan dengan titik poros. Peredam pegas dipasang pada pegangan kuningan. Suspensi ini memiliki sistem anti-drive yang sangat baik dan efektif. BMW menggunakan teknologi ini pada model Telelever pada tahun 1994.
Gambar 4.10 Suspensi Telelever pada sepeda motor 2004 BMW R1200 GS.
Gambar oleh BMW Motorrad. Sumber: https://www.hemmings.com/stories/2015/06/10/project-oilhead-what-lies-beneath
Cameron menyebutkan bahwa bentuk lengan ayun pada abad ke-21 mulai menyerupai tenda aluminium. Balok samping bertambah tinggi dan menipis di sisinya, sehingga memiliki ketahanan puntir tinggi dengan fleksibilitas yang memungkinkan lengan ayun ini bertindak sebagai “suspensi samping” pada sudut kemiringan tinggi. Ketika fleksibilitas ditingkatkan, bahan aluminium tersebut mulai retak, sehingga perancang zaman modern bereksperimen dengan serat karbon yang lebih tahan.
Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan besar pada sistem suspensi. Dulunya garpu teleskopik yang digunakan di bagian belakang pegangan kuningan kini berada di atas roda. Sepeda motor modern sekarang menggunakan teknologi ini. Saat ini, hampir 90% sepeda motor dibuat dengan Telescopic Front Suspension atau Telescopic Fork.
Akhirnya, dari seratus tahun terakhir, telescopic fork banyak digunakan oleh perusahaan. Sekarang, garpu teleskopik berada pada puncak kinerjanya. Saat ini sedang berlangsung penelitian tentang teknologi suspensi baru. Siapa tahu, suatu saat nanti ada yang akan menggantikan suspensi teleskopik.
Pegas pada Suspensi Mobil
Dikutip dari situs web Midas, sebuah perusahaan otomotif Australia, sistem suspensi pada mobil memungkinkan kenyamanan berkendara. Tanpa suspensi, semua orang akan mengenakan helm saat mengemudi.
Bentuk awal suspensi pada gerobak yang ditarik lembu memiliki ayunan platform pada rantai besi yang dipasang pada rangka kereta. Sistem ini menjadi dasar bagi kebanyakan sistem suspensi hingga abad ke-19, meskipun rantai besi diganti dengan penggunaan tali kulit yang disebut tali pengikat pada abad ke-17.[8]
Gambar 4.11 Kereta Landau.
Sumber: https://www.carmudi.co.id/journal/sejarah-wedding-car-kerajaan-inggris/
Sekitar tahun 1750, pegas daun mulai muncul pada jenis kereta tertentu, seperti kereta Landau.[9] Pada pertengahan abad ke-19, pegas elips mulai digunakan di gerbong.
Gambar 4.12 Perancangan pegas elips.
Sumber: Alex Gomankov (Wikimedia Commons), https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Elliptic_leaf_spring_of_Galakhov.svg
Menurut artikel History of suspension: from independent to active suspension di situs Daimler.com, kemunculan mobil, yang dikembangkan oleh Gottlieb Daimler dan Carl Benz secara terpisah satu sama lain pada tahun 1886, menetapkan persyaratan suspensi yang baru dibandingkan dengan kereta kuda. Gottlieb Daimler dan Carl Benz mengatasi kebutuhan kecepatan yang tinggi pada suspensi mobil tanpa membahayakan pengguna jalan dengan cara yang berbeda. Benz menggunakan kepala kemudi dan roda kawat yang didasarkan pada sepeda, sedangkan Daimler mendasarinya pada kereta yang dilengkapi dengan sistem kemudi.
Gambar 4.13 Wire-wheel car, Daimler, 1889.
Sumber: https://mercedes-benz-publicarchive.com/marsClassic/en/instance/ko/Daimler-wire-wheel-car-1889.xhtml?oid=5921
Teknologi berkembang pesat. Pada tahun 1889, Wilhelm Maybach, seorang insinyur desain Daimler mengembangkan "mobil roda-kawat" (wire-wheeled car). Mobil ini memiliki sasis yang benar-benar berbeda dari sasis kereta. Ada juga kemajuan besar dalam pengembangan mesin yang semakin bertenaga. Hal ini membuat mobil lebih cepat dan juga lebih berat, sehingga menimbulkan tuntutan baru pada suspensi. Dengan demikian, pegas koil mulai digunakan secara bertahap, misalnya pada poros belakang mobil belt-driven Daimler tahun 1895.
Seperti ditulis dalam berita Fournier the Winner: He Captures the Paris-Berlin Motor Car Race yang diterbitkan dalam edisi 30 Juni 1901 koran The Washington Times, pada tahun 1901, Mors of Paris pertama kali memasang peredam kejut pada mobil. Dengan keunggulan sistem suspensi teredam pada Mors Machine miliknya, Henri Fournier, seorang pembalap Prancis, memenangkan perlombaan bergengsi Paris-ke-Berlin pada tanggal 20 Juni 1901.
Gambar 4.14 Mors Machine
Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Henri_Fournier_on_the_Mors_machine.jpg
Daimler.com kembali menyatakan bahwa penggerak rantai (chain drive) akhirnya digantikan pada awal abad ke-20 oleh penggerak poros (shaft drive) yang sudah ada di mobil tipe 1902 Benz Parsifal. Dengan adanya sistem drive baru, perlu diadopsi desain baru untuk perakitan poros belakang. Karena roda belakang membutuhkan lebih banyak redaman, maka dipasang peredam tambahan.
Menurut artikel The Evolution Of Car Suspension oleh Midas.com, pada tahun 1904, seorang pemuda bernama William Brush yang mobilnya tergelincir karena terlalu cepat membelok menginspirasi Alanson merancang mobil baru pada saat itu. Pada tahun 1906, Alanson dan William meluncurkan Brush Two-Seat Runabout, sebuah mobil yang menampilkan dua inovasi yang belum pernah terlihat di mobil pada saat itu, yaitu pegas koil (coil spring) depan dan peredam kejut (shock absorber) yang dipasang pada poros yang fleksibel. Pada saat itu, hal ini dianggap sangat tidak biasa, karena kebanyakan pabrik mobil masih menggunakan pegas daun yang lebih murah dan dapat dibentuk ulang untuk menopang bobot kendaraan yang berbeda. Pada tahun 1906 inilah coil springs pertama kali muncul dan sejak saat itu digunakan di sebagian besar mobil.
Gambar 4.15 Brush Two-Seat Runabout.
Sumber: https://www.atdetroit.net/forum/messages/6790/57392.html?1129598706
Pada tahun 1920, Leyland Motors menggunakan pegas batang torsi dalam sistem suspensi.
Pada tahun 1922, Lancia Lambda merintis penggunaan suspensi depan independen. Suspensi depan independen memungkinkan dua roda yang terletak dalam satu axle (poros) dapat saling bergerak tanpa mempengaruhi satu sama lain.[10] Suspensi ini lebih umum ditemukan pada mobil pasar massal sejak tahun 1932.
Midas.com.au mencatat bahwa penggunaan coil spring mengalami kerumpangan selama 25 tahun hingga General Motors memperkenalkan kembali suspensi depan coil spring pada tahun 1934. Keunikannya, setiap roda memiliki pegas secara terpisah, sehingga mengurangi efek pantulan pegas.
Masalah yang muncul dari suspensi coil spring adalah jika dibuat terlalu kaku, pengendaraan menjadi sangat tidak nyaman, karena pegas koil merespon dengan cepat terhadap gundukan besar di jalan. Pegas koil harus dibuat lebih fleksibel agar pengemudi dan penumpang mengalami gerakan yang konstan.
Selama dekade-dekade berikutnya muncul suspensi-suspensi yang akhirnya banyak digunakan di zaman modern. Menurut Ferdi Julias pada artikel Jenis Suspensi Mobil yang Banyak Digunakan Saat Ini (11 April 2019) dalam Seva.id, suspensi mobil tersebut antara lain sebagai berikut.
Suspensi Double Wishbone
Gambar 4.16 Struktur suspensi double wishbone.
Sumber: https://www.moogparts.eu/blog/double-wishbone-suspension.html
Menurut eEuroparts.com, suspensi double wishbone diyakini mulai diterapkan sejak tahun 1930-an. Salah satu pabrik mobil pertama yang menerapkan teknologi double wishbone adalah Packard, automaker yang berbasis di Detroit City, AS. Teknologi tersebut diiklankan sebagai fitur keselamatan. Packard sendiri adalah mobil tipe mewah Amerika yang diproduksi untuk Packard Motor Car Company. Mobil Amerika lebih populer dengan suspensi double wishbone daripada Eropa karena mobil Eropa tidak dapat mengakomodasi tempat untuk suspensi tersebut.
Bagian yang paling menonjol dari suspensi double wishbone adalah dua buah arm (lengan) yang menopang sistem suspensi, yakni lower dan upper arm. Dengan lengan-lengan tersebut, pengendalian mobil menjadi lebih optimal. Selain itu, sudut geometri roda akan tetap konstan saat berbelok. Pada zaman modern, suspensi ini banyak digunakan oleh kendaraan-kendaraan bertipe MPV dan SUV.
Namun, pembongkaran dan perawatan sistem suspensi ini, misalnya saat ingin mengganti shockbreaker atau melakukan spooring, memakan waktu lama karena sistemnya yang rumit dan konstruksinya yang memakan tempat.
Suspensi MacPherson Strut
Gambar 4.17 Earle MacPherson.
Sumber: https://www.hagerty.com/media/maintenance-and-tech/what-are-macpherson-struts/
Nama suspensi mobil ini diambil dari nama penemunya, yaitu Earle MacPherson. Kyle Smith dalam artikelnya di Hagerty.com, The MacPherson strut: How modern suspension is rooted in 1940s tech, menjelaskan bahwa pada tahun 1945, MacPherson mengepalai tim desain Chevrolet untuk konsep sebuah “Light Car”, di mana ia secara pribadi menangani suspensi depan baru. Kendaraan yang kemudian dijuluki Cadet tersebut tidak pernah mencapai produksi, tetapi suspensi inovatif MacPherson selamanya meninggalkan jejak di dunia otomotif.
Gambar 4.18 Diagram suspensi MacPherson Strut.
Sumber: https://www.hagerty.com/media/maintenance-and-tech/what-are-macpherson-struts/
Desainnya menggunakan penyangga vertikal yang terpasang pada hub roda. Penyangga ini terdiri dari pegas koil dengan tube yang melalui bagian tengahnya, ditopang oleh sebuah peredam kejut (shockbreaker). Desainnya berbeda jauh dari axle front suspension standar, yang sering menggunakan pegas daun dan peredam kejut lutut (knee-action shocks) sehingga membutuhkan lebih banyak ruang dan tidak memungkinkan roda depan bergerak naik turun secara independen.
Ferdi Julias kembali menyebutkan, suspensi ini banyak digunakan mobil-mobil modern karena harganya yang terjangkau serta komponennya yang sederhana dan mudah ditemukan di pasaran. Geometri sistem MacPherson Strut juga sangat stabil dan mudah disesuaikan. Dengan sedikit modifikasi, suspensi ini juga dapat memberikan sudut mengemudi yang sangat tinggi.[11] Sebagian besar mobil tipe LMPV dan sedan menggunakan suspensi MacPherson.
Akan tetapi, konstruksi suspensi ini membuat mobil berbelok tanpa mengubah sudut kemiringan ban, sehingga mengurangi daya cengkeramnya terhadap aspal. Selain itu, getaran juga lebih terasa ke bodi saat mobil digas dengan kecepatan tinggi.
Suspensi Udara (Air Suspension)
Dilansir dari Do You Know The Real History Of Air Suspension? (1 Mei 2014) oleh Keith Charvonia dalam SpeedHunters.com, air suspension bermula pada tahun 1949 ketika Claud Pemberton mulai mengerjakan ide untuk pegas udara yang dapat dipasang di dalam pegas koil kendaraan untuk meningkatkan kapasitas angkut hampir semua mobil atau truk.
Ternyata, banyak pengemudi meminta pegas udara di mobil balap mereka, misalnya mobil Olds 1950 yang dikendarai oleh Buck Baker, salah satu mobil balap pertama yang benar-benar menunjukkan kemampuan suspensi udara. Mobil itu memiliki pegas dari karet butil di keempat sudut yang dapat diisi dengan udara bertekanan 1-20 psi sehingga dapat memenuhi setiap sudut secara efektif dan mempengaruhi penanganan sesuai kebutuhan.
Air suspension (suspensi udara) sekarang ramai diaplikasikan oleh para modifikator mobil. Air suspension sendiri terdiri dari kompresor, tabung udara, berbagai macam selang, dan suspensinya itu sendiri yang saling berkaitan satu sama lain.
Air suspension praktis dalam mengatur ground clearance mobil karena pengendara tidak perlu repot membongkar kaki-kaki. Beberapa air suspension juga sudah terintegrasi dengan aplikasi di iOS dan Android sehingga pengaturan ketinggian mobil bisa dilakukan melalui smartphone.
Suspensi Multi-Link
Gambar 4.19 Prototipe Mercedes-Benz C111.
Sumber: https://www.tedgum.pl/en/multi-link-suspension-what-are-the-origins-of-it/
Suspensi multi-link, menurut situs web Tedgum.pl, perusahaan sparepart otomotif di Polandia, mulai digunakan pada akhir tahun 60-an. Tipe suspensi ini merupakan pengembangan dari sistem suspensi double wishbone. Pada tahun 1969, Mercedes-Benz membuat prototipe C111 yang merupakan platform pengujian untuk teknologi baru ini. Selama tahun 60-an dan 70-an, Mercedes-Benz membuat 4 versi mobil ini, yang didukung oleh mesin putar (3 dan 4 rotor), turbodiesel dan mesin V8 bensin twinturbo.
Gambar 4.20 Mercedes-Benz (W201) 190E 2.3-16V.
Sumber: https://www.tedgum.pl/en/multi-link-suspension-what-are-the-origins-of-it/
Setiap versi prototipe memiliki mesin yang dipasang di tengah, bodi fiberglass, pintu sayap camar yang khas dan suspensi multi-link. Teknologi yang diterima dengan baik ini mendorong produksi massal suspensi multi-link. Pada tahun 1974, model baru mulai dirancang. Pada tahun 1982 Mercedes-Benz memperkenalkan 190E (W201), mobil serial pertama dengan suspensi multi-link di poros belakang.
Dikutip kembali dari artikel Seva.id, suspensi multi-link memiliki sistem konstruksi yang lebih rumit karena terdapat tiga lengan atau lebih. Oleh karena itu, suspensi ini memiliki sambungan konstruksi dari berbagai lokasi dan sudut untuk memanipulasi arah gaya yang akan diterima oleh roda, baik dari depan, samping, ataupun arah lainnya.
Walaupun lebih rumit, suspensi multi-link diklaim memiliki daya cengkeram yang lebih baik daripada suspensi lainnya, terutama saat melewati jalan berlubang. Pengendalian mobil juga akan lebih sempurna. Akan tetapi, saat harus mengganti komponen apabila terjadi kerusakan, suspensi ini lebih sulit dibongkar daripada double wishbone. Selain itu, harga suspensi multi-link tergolong mahal.
Dengan perkembangan penggunaan pegas pada suspensi kendaraan bermotor yang semakin baik, maju, dan modern dari masa ke masa, maka kendaraan lebih mudah dikendalikan sekalipun pada kecepatan tinggi sehingga pengendara merasa lebih nyaman dan aman.
E. 结论
我们的结论是;在列代机动车辆中使用的弹簧已取得了飞速的发展。这些发展实现在摩托车和汽车的悬架 (suspension) 方面。
摩托车悬架中弹簧的发展如下:
公元1919年,英国的 Coulson-B 摩托车使用后悬架,该悬架由短后拖链组成,该后拖链连接到摩托车的后轴。
公元1929年,Phil Vincent 制作了带有顶部三角形摆臂后悬架 (triangulated swing arm) 的摩托车。当时悬架没有问题,因为公元1928年Carlo Guzzi 和 Giuseppe Guzzi 创造了真正的摆臂 (swing arm)。
公元1930年和1950年之间,滑柱后悬架 (sliding pillar back suspension) 被广泛使用。
公元1932年,Fisker & Nielsen 公司生产了 Nimbus 摩托车。他们是第一间使用伸缩叉 (telescopic fork) 的公司,伸缩叉是一种油阻尼伸缩叉。这是使用前悬架的先驱。液压阻尼伸缩叉 (hydraulic-damped telescopic fork) 使用了20年。
公元1936年,Velocette 工厂安装了三件摆臂式在TT摩托车上。
公元1960年,铃木 (Suzuki) GT550在前轮上使用了摆臂悬架。优点是您可以获得更好的控制和性能。
在1980年代,川崎 (Kawasaki) 将AVDS (Automatic Variable Damping System, 自动可变阻尼系统) 添加到使用液压的伸缩叉中。雅马哈 (Yamaha) 和铃木也使用这项科技。同时在1980年代,Saxon-Motodd 使用可调整枢轴点的轴承 (bearing) 和其他零件将伸缩叉放置在前轮上。弹簧减震器安装在黄铜手柄上。宝马 (BMW) 在公元1994年将这种技术用于 Telelever 车型。
当今伸缩叉已被广泛使用。目前正在研究一种新的悬架科技。
同时,汽车悬架弹簧的发展如下:
早期牛车上的悬架形式是附在车架上的铁链上摆动平台。该系统大多数是悬架系统的基础一直到19世纪。
公元1886年,汽车的问世是由 Gottlieb Daimler 和 Carl Benz 彼此各自发展的, 规定了全新的悬架要求。
科技发展迅速。 公元1889年, Daimler 汽车工厂设计工程师 Wilhelm Maybach 发展了 “线轮汽车” (wire-wheeled car)。
公元1901年, Mors of Paris 公司首次在汽车上安装了减震器 (shockbreaker)。
公元1906年,Alanson 和 William 推出了 Brush Two-Seat Runabout。
公元1922年,Lancia Lambda 公司率先使用独立的前悬架 (independent front suspension)。
据信双叉骨悬架 (double wishbone suspension) 实施在1930年代。 Packard 公司是其中之一最早采用双叉骨科技的汽车制造厂。
公元1945年, MacPherson 带领了 Chevrolet 设计团队设计了 “轻型汽车” (Light Car) 的概念,他亲自负责新的前悬架。
空气悬架 (air suspension) 开始于公元1949年,当时 Claud Pemberton 开始研究一种空气弹簧的想法,该空气弹簧可以连接到车辆的螺旋弹簧上,以增加几乎任何汽车或卡车的承载能力。
多连杆悬架 (multi-link suspension) 在1960年代后期开始使用。这种类型的悬架是双叉骨悬架系统的发展。公元 1969年,Mercedes-Benz 制造了原型 C111,这是一项新科技的测试平台。
随着机动车辆悬架中弹簧的良好发展,先进和现代化,因此车辆即使在高速行驶时也更易于控制,以致驾驶员感觉更舒服和安全。
Catatan Kaki
[1] Artikel ini menggunakan notasi yang berbeda dari yang digunakan Jacob Ward, yaitu Δy₁, Δy2, dan Δz sebagai pengganti y1, y2, dan z.
[2] Michel van Biezen menggunakan notasi yang berbeda dalam videonya. Vektor satuan searah sumbu X ditulis sebagai x, sedangkan artikel ini menggunakan i; pegas dianggap berarah ke kanan sehingga gaya F = kx, sedangkan artikel ini membalik arah gaya pegas dan arah mendesaknya pegas agar sesuai dengan konvensi F = -kx.
[3] Terdapat perbedaan notasi yang digunakan artikel Glocal University tersebut dengan artikel ini. Dokumen Glocal University menggunakan simbol x untuk pertambahan panjang.
[4] Aditya Maulana, “Mengenal Bodi dan Sasis Mobil”, https://sains.kompas.com/read/2016/09/14/082500930/mengenal.bodi.dan.sasis.mobil (diakses 21 Agustus 2020).
[5] Anang Panca, “Suspensi Teleskopik: Cara Kerja, Kelebihan, dan Kelemahannya”, https://sepeda-motor.info/suspensi-teleskopik-cara-kerja-kelebihan-dan-kelemahannya.htm (diakses 20 Agustus 2020).
[6] Robert Smith, “A Brief History of Girder Forks”, https://www.motorcycleclassics.com/classic-motorcycle-repair/brief-history-of-girder-forks (diakses 20 Agustus 2020).
[7] Kevin Cameron, “The Evolution Of Rear Suspension”, https://www.cycleworld.com/story/bikes/evolution-rear-suspension/ (diakses 21 Agustus 2020).
[8] Prajesh Sudhakar, “Facts about Suspension Systems”, https://medium.com/@prajeshsudhakar/facts-about-suspension-systems-b4801ecc2c7a (diakses 22 Agustus 2020).
[9] David Landau, “Leaf Springs: Their Characteristics and Methods of Specification”, (Wilkesbarre, PA: Sheldon Axle Company, 1912), hal. 1.
[10] Amri Muchta, “Suspensi Independen – Pengertian, Cara Kerja, Dan Macam Jenisnya”, https://www.autoexpose.org/2018/03/suspensi-independen.html (diakses 22 Agustus 2020).
[11] Kyle Smith, “The MacPherson strut: How modern suspension is rooted in 1940s tech”, https://www.hagerty.com/media/maintenance-and-tech/what-are-macpherson-struts/ (diakses 21 Agustus 2020).
Daftar Pustaka
________, 4 Jenis Pegas Suspensi yang Dipakai pada Mobil, https://teknisimobil.com/dasar-otomotif/4-jenis-pegas-suspensi-yang-dipakai-pada-mobil-13728/, 2019. Diakses pada 16 Agustus 2020.
________, A History of Springs, https://www.simplysprings.co.nz/blog/post/31393/A-History-of-Springs/ , tanpa tahun. Diakses pada 16 Agustus 2020.
________, Asal-usul Mobil Pertama di Indonesia, Dimulai dari Solo, https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200211094729-384-473486/asal-usul-mobil-pertama-di-indonesia-dimulai-dari-solo, 2020. Diakses pada 18 Agustus 2020.
________, Combination of Springs, https://www.glocaluniversity.edu.in/files/eContent/ePolytechnic/parallel_and_series_spring_equations.pdf, tanpa tahun. Diakses pada 17 Agustus 2020.
________, Contoh soal energi potensial pegas dan penyelesaiannya, https://soalfismat.com/contoh-soal-energi-potensial-pegas/, 2019. Diakses pada 17 Agustus 2020.
________, Contoh soal susunan seri-paralel pegas, https://gurumuda.net/contoh-soal-susunan-seri-paralel-pegas.htm, tanpa tahun. Diakses pada 17 Agustus 2020.
________, History of Motorcycles, http://www.bicyclehistory.net/motorcycle-history/history-of-motorcycle/, tanpa tahun. Diakses pada 19 Agustus 2020.
________, History of Motorcycle Suspensions, https://www.motorcyclevalley.com/tips/history-of-motorcycle-suspensions/, 2017. Diakses pada 17 Agustus 2020.
________, History of suspension: from independent to active suspension, https://media.daimler.com/marsMediaSite/en/instance/ko/History-of-suspension-from-independent-to-active-suspension.xhtml?oid=9361881, tanpa tahun. Diakses pada 20 Agustus 2020.
________, How springs is made, http://www.madehow.com/Volume-6/Springs.html, tanpa tahun. Diakses pada 22 Agustus 2020.
________, Hukum Hooke, https://gurumuda.net/hukum-hooke.htm, tanpa tahun. Diakses pada 14 Agustus 2020.
________, Multi-link suspension, what are the origins of it?, https://www.tedgum.pl/en/multi-link-suspension-what-are-the-origins-of-it/, 2018. Diakses pada 21 Agustus 2020.
________, Sejarah Robert Hooke, https://fisikamemangasyik.wordpress.com/fisika-2/bab-2-elastisitas-bahan/f-sejarah-robert-hooke/, tanpa tahun. Diakses pada 14 Agustus 2020.
________, Spring, https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/spring, tanpa tahun. Diakses pada 22 Agustus 2020.
________, The Evolution Of Car Suspension, https://www.midas.com.au/the-evolution-of-car-suspension/, tanpa tahun. Diakses pada 17 Agustus 2020.
________, The History and Future of Motorcycles and motorcycling – From 1885 to the Future. Electric, Gas, Diesel, Hybrid Motorcycles, https://www.totalmotorcycle.com/future, tanpa tahun. Diakses pada 19 Agustus 2020.
________, The Washington Times, https://chroniclingamerica.loc.gov/lccn/sn87062245/1901-06-30/ed-1/seq-1/, 1901. Diakses pada 22 Agustus 2020.
________,Types of Springs, https://www.coilingtech.com/blog/the-history-of-springs/, tanpa tahun. Diakses pada 14 Agustus 2020.
Aditya Maulana, Mengenal Bodi dan Sasis Mobil, https://sains.kompas.com/read/2016/09/14/082500930/mengenal.bodi.dan.sasis.mobil, 2016. Diakses pada 21 Agustus 2020.
Agista Rully, Ini Sejarah Masuknya Sepeda Motor Pertama di Indonesia, https://plus.kapanlagi.com/ini-sejarah-masuknya-sepeda-motor-pertama-di-indonesia-c9579b.html, 2017. Diakses pada 14 Agustus 2020.
Amri Muchta, Suspensi Independen – Pengertian, Cara Kerja, Dan Macam Jenisnya, https://www.autoexpose.org/2018/03/suspensi-independen.html, 2018. Diakses 22 Agustus 2020.
Anang Panca, Suspensi Teleskopik: Cara Kerja, Kelebihan, dan Kelemahannya, https://sepeda-motor.info/suspensi-teleskopik-cara-kerja-kelebihan-dan-kelemahannya.htm, 2016. Diakses pada 20 Agustus 2020.
Angeline Debora, Force, Stress strain dan Hubungannya, https://www.academia.edu/32597004/Force_Stress_Strain_dan_Hubungannya, tanpa tahun. Diakses pada 14 Agustus 2020.
Anjar, Yuk Kita Ungkap Tentang Sejarah Mobil di Dunia, https://garasi.id/artikel/yuk-kita-ungkap-tentang-sejarah-mobil-di-dunia/5afd51456bf70d01ea469c4a, 2019. Diakses pada 14 Agustus 2020.
Ferdi Julias, Jenis-jenis Suspensi Mobil yang Banyak Digunakan Saat Ini, https://www.seva.id/blog/jenis-jenis-suspensi-mobil-yang-banyak-digunakan-saat-ini/, 2019, Diakses pada 20 Agustus 2020.
Frank Burguera, Front suspension: how the telescopic fork works, https://california-motorcycles.com/en/blogs/mecanicaharley/suspension-delantera-como-funciona-la-horquilla-telescopica, 2017. Diakses pada 20 Agustus 2020.
Harikumar Varma, History of Motorbikes, https://www.bikes4sale.in/wp/756/history-of-motorbikes/, 2009. Diakses pada 19 Agustus 2020.
Hidayat, Contoh Soal Modulus Elastis dan Pembahasan – Tegangan, Regangan, http://cpengertian.blogspot.com/2013/01/contoh-soal-modulus-elastis-dan.html, 2013. Diakses pada 17 Agustus 2020.
Jacob Ward, Experimentally Proving Hooke’s Law, http://www.jacobward.co.uk/experimentally-proving-hookes-law/, 2013. Diakses pada 14 Agustus 2020.
Jeff Sanny, Samuel J. Ling, dan William Moebs, University Physics Volume 1, https://openstax.org/books/university-physics-volume-1/pages/7-1-work, tanpa tahun. Diakses pada 15 Agustus 2020.
Keith Charvonia, Do You Know The Real History Of Air Suspension?, http://www.speedhunters.com/2014/05/know-real-history-air-suspension/, 2014. Diakses pada 21 Agustus 2020.
Kevin Cameron, The Evolution of Rear Suspension, https://www.cycleworld.com/story/bikes/evolution-rear-suspension/, 2020. Diakses pada 20 Agustus 2020.
Kyle Smith, The MacPherson strut: How modern suspension is rooted in 1940s tech, https://www.hagerty.com/media/maintenance-and-tech/what-are-macpherson-struts/, 2019. Diakses pada 21 Agustus 2020.
L. J. K. Setright. 1979. The Guinness Book of Motorcycling Facts and Feats. London: Guiness Superlatives. Diakses pada 19 Agustus 2020.
Landau, David. 1912. Leaf Springs: Their Characteristics and Methods of Specification. Wilkesbarre, PA: Sheldon Axle Company. Diakses pada 20 Agustus 2020.
Luthfi Anshori, Ada Sejak 1893, Siapa Pemilik Sepeda Motor Pertama di Indonesia?, https://oto.detik.com/motor/d-4998173/ada-sejak-1893-siapa-pemilik-sepeda-motor-pertama-di-indonesia, 2020. Diakses pada 18 Agustus 2020.
Michael Anderson, Double wishbone suspension explained, https://www.eeuroparts.com/blog/double-wishbone-suspension-explained/, 2020. Diakses pada 22 Agustus 2020.
Michel van Biezen, Physics - Mechanics: Work, Energy, and Power (9 of 20) Work Done by a Spring, https://www.youtube.com/watch?v=6HYVnkXdFY4, 2013. Diakses tanggal 15 Agustus 2020.
Orville C. Cromer, Automobile, https://www.britannica.com/technology/automobile, tanpa tahun. Diakses tanggal 19 Agustus 2020.
Prajesh Sudhakar, Facts about Suspension System, https://medium.com/@prajeshsudhakar/facts-about-suspension-systems-b4801ecc2c7a, 2019. Diakses pada 22 Agustus 2020.
Robert Smith, A brief history of girder forks, https://www.motorcycleclassics.com/classic-motorcycle-repair/brief-history-of-girder-forks, 2011. Diakses pada 20 Agustus 2020.
Komentar
Posting Komentar